Jumat, 23 Maret 2018

Manajemen Sarana dan Prasarana: Dasar Teori (bag. 2)

Tulisan ini merupakan sambungan dari tulisan sebelumnya dengan judul: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA: PENDAHULUAN (BAG. 1)
Bagian ini merupakan bagian dari dasar teori atau tinjauan pustaka.

2.1 Manajemen Sarana dan Prasarana

Lembaga pendidikan merupakan sebuah aktifitas besar yang di dalamnya terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan. Ada empat komponen yang saling bekerja sama dalam sebuah lembaga pendidikan, diantaranya adalah bagian administrasi, bagian pelaksana pendidikan, komite dan anak didik. Hubungan setiap elemen ini harus sinergis, karena keberlangsungan operasional lembaga pendidikan ini sangat bergantung kepada setiap komponen di atas. Kesiapan yang optimal dari setiap elemen harus dicapai untuk memberikan tingkat pendidikan yang tinggi (Nasution, 2016). 

Suatu lembaga pendidikan akan dapat berfungsi dengan baik jika lembaga tersebut memiliki sistem manajemen yang didukung dengan sumber daya manusia (SDM), dana/biaya, dan sarana-prasarana. Suatu lembaga pendidikan harus memiliki tenaga (pimpinan, wakil pimpinan, pendidik/guru, tenaga administratif, laboran, pustakawan, dan teknisi sumber belajar), sarana (buku pelajaran, buku sumber, buku pelengkap, buku perpustakaan, alat peraga, alat praktik, bahan dan ATK, perabot), dan prasarana (tanah, bangunan, laboratorium, perpustakaan, lapangan olahraga), serta biaya yang mencakup biaya investasi (biaya untuk keperluan pengadaan tanah, pengadaan bangunan, alat pendidikan, termasuk buku-buku dan biaya operasional (Nasution, 2016). 

Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan di lembaga pendidikan Islam. Dalam pendidikan misalnnya lokasi atau tempat, bangunan lembaga pendidikan Islam, lapangan olahraga, ruang dan sebagainya. Sedangkan sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di lembaga pendidikan Islam, seperti: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya (Ramayulis, 2004). 

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien (Bafadal, 2003). 

2.2 Manajemen Pendidikan Islam 

Dasar-dasar pendidikan Islam sudah termaktub dalam Al-Qur’an dan hadits sebagai sumber rujukan utama umat Islam. Beberapa dasar pendidikan dalam Al-Qur’an dan hadits adalah sebagai berikut: 

1. Dasar yang bersumber pada Al Qur’an 

Allah berfirman dalam surat At-Taubah ayat 122: “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang), mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golonga diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama memberikan peringatan kepadanya supaya mereka itu menjaga diri”. Selanjutnya terdapat dalam surat At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi: Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirima dan keluargamu dari api neraka”, termasuk dalam menjaga di sini adalah memberikan pendidikan terutama pendidikan agama dan juga pendidikan umum. 

2. Dasar yang bersumber dari hadits 

Hadits yang menjadi salah satu sumber rujukan yang menyatakan pentingnya pendidikan adalah: “Semua anak dilahirkan atas fitrah atau suci atau islam, kemudian kedua orang tuanyalah yang menyebabkan anak itu menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi” (H.R. Abu Ja’far Al-Thabrani dan Al Baihaqi dan Al Aswad bin Sari). Hadits ini menunjukkan bahwa orang tua mempunyai peran penting dalam mengembangkan arah dan pola pikir si Anak. 

Menurut Marimba, pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap siswa terdidik dengan tujuan untuk membentuk kepribadian yang utama (Marimba, 1989). Sedangkan menurut H.M. Arifin, pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam hal bentuk pendidikan formal maupun non formal. Dengan kata lain pendidikan pada hakekatnya adalah ikhtiar untuk membantu dan mengarahkan fikiran dan fitrah manusia supaya berkembang sampai ke titik maksimal yang dapat dicapai dengan tujuan yang dicita-citakan (Arifin, 1978). 

Dari pengertian tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan itu dilaksanakan oleh orang dewasa yang ditujukan kepada anak yang merupakan benih yang berkembang membutuhkan bimbingan dan bantuan. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi anak calon manusia dewasa yang akan mengemban tugas melaksanakan dan melanjutkan kekhalifahan di bumi yang mempunyai tanggung jawab di hadapan Allah. 

Menurut Qomar, nanajemen pendidikan Islam adalah suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara Islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien (Qomar, 2007). Ada beberapa hal yang terkait dengan manajemen pendidikan Islam secara langsung, diantaranya adalah: proses pengelolaan lembaga pendidikan, manajemen pengelolaan sumber daya manusia, manajemen pengelolaan sarana dan prasarana dan cara menyikapi proses pengelolaan lembaga pendidikan itu sendiri.

0 komentar

Posting Komentar